Lagi. tentara vs polisi.
Tindakan yang dilakukan anggota armed pagi ini cukup mengejutkan buatku..
Hey, akar dari bencana itu bahkan sudah sebulan berlalu. Orang-orang bahkan sudah mulai melupakannya. Seorang anggota armed yang dibunuh oleh oknum polisi.
Tapi bencana pembakaran ini mengingatkan kembali orang-orang ihwal bencana itu.
Saya tau niscaya kamu merasa murka dengan apa yang terjadi kepada sobat dan rekan seperjuanganmu. Tapi bukan dengan cara menyerupai ini kamu membalasnya. Dimana demokrasi yang dijunjung tinggi oleh kita,rakyat Indonesia. Kau bahkan melaksanakan tindakan anarkis di tengah umum. Disaat orang-orang beraktivitas dan bawah umur menuntut ilmu. Tidakkah kamu aib dikala aksimu dilihat oleh bawah umur itu.
Aku tidak membela mereka, saya juga tidak ingin menyalahkanmu, hanya apa yang kamu lakukan cukup membuatku kecewa. Aku juga emosi dan murka dikala mendengar tindakan yang dilakukan oleh polisi itu dulu. Tapi bukan dengan cara menyerupai ini kamu membalasnya.
Ini bukan hanya ihwal emosimu, dimana nalar sehatmu dikala melaksanakan pemberontakan.
Kau sudah remaja kawan, itu bukan jalan satu-satunya bukan.
Aku hanya berpikir ihwal keluarga mereka yang kamu aniaya, ini bukan kesalahan mereka semua. Karena nila setitik rusak susu sebelanga.
Tidakkah kamu juga memikirkan nasib keluarga yang mereka tinggalkan. Walau mungkin menurutmu ini adil tapi tidak! Ini hanya bab dari luapan emosimu.. Hanya luapan dari keegoisanmu. Hanya salah satu bentuk pelampiasanmu.
Apakah dengan melaksanakan ini semua perasaanmu lega, kamu merasa tentram alasannya yaitu kamu telah membalaskan dendam itu. Kalau iya, itu berarti hatimu telah dikuasai olehnya. Oleh sang iblis yang bersemayam dihatimu.
Saat kamu melaksanakan tindakan anarkis ini tidakkah kamu berpikir kamu bahkan tidak jauh berbeda dengan dia. Lalu kini apa yang membedakanmu dan dia?
Aku harap bencana ini segera selesai dan diakhiri dengan perdamaian.
Amin ;)