Kata orang sebuah ijab kabul itu menyerupai rumah.
Kalau suami sebagai atap yang melindungi rumah dari panas terik dan hujan, maka istri bertugas sebagai tiang penyangga yang terus berdiri dan membantu atap biar sanggup terus melindungi rumah beserta isinya..
Bila tiang hancur maka atap juga akan ikut hancur.
Begitupun sebaliknya,tanpa atap tiang usang kelamaan akan menjadi ringkih alasannya tak ada yang melindunginya dari panas terik dan juga hujan badai..
Dalam sebuah rumah juga diperlukan dinding yang bisa menjadi tameng pelindung semua yang ada dirumah,dinding ini dalam sebuah ijab kabul bisa juga anda sebut dengan kepercayaan.
Dengan santunan dinding,apapun yang terjadi diluar entah itu panas,hujan,badai,halinlintar bahkan angin topan sekalipun insyaallah akan melindungi isi rumah dan menjadikannya terasa nyaman.
Apalagi jikalau dinding itu ialah dinding yang dibentuk setebal mungkin :)
Jangan lupa sebuah rumah juga membutuhkan lantai.
Sebagai dasar dari sebuah rumah,cinta diibaratkan sebagai lantai yang menjadi dasar dari sebuah pernikahan.
Dengan lantai kita mempunyai kawasan untuk berpijak,melindungi kaki kita dari kotoran maupun pecahan-pecahan yang akan menciptakan kaki kita sakit. Dengan cinta sebagai dasar ijab kabul akan menciptakan rumah tangga terasa lebih tenang dan nyaman.
Itulah sebuah pernikahan,ibarat rumah ia tak kan bisa berdiri kokoh dan bertahan tanpa satupun diantara semua itu.
Tak kan besar lengan berkuasa sebuah rumah tanpa tiang penyangga,
Tak kan jadi sebuah rumah tanpa atap dan dinding sebagai pelindung ,
Dan tak kan tepat sebuah rumah tanpa lantai sebagai kawasan berpijak.
Makara berdiri dan hiasilah rumahmu seindah mungkin dan jagalah ia seakan itu ialah istana terindah dalam hidupmu.
11.11.13