Bismilah
Assalamu'alaikum wr.wb
Kali ini aku ingin mencoba memposting apa yang terjadi di lingkungan saya.
Musim hujan,topiknya yah cuma satu. Banjir dimana-mana.
Gak terkecuali di kota aku sendiri-Baturaja.
Yah, sebagian besar faktor yang menjadi penyebab banjir itu gak lain dan gak bukan yaitu sampah.
Kalau ditanya bagaimana sanggup terjadi banjir, jawabannya niscaya alasannya sampah yang bertumpuk dimana-mana.
Trus jikalau ditanya gimana sampah sanggup bertumpuk jawaban yang paling gampang dan logis ya alasannya ulah manusia.
Sebagian besar masyarakat dikala ini bahkan tidak sadar bahwa sampah yang sedikit sanggup menimbulkan banjir. Tau pepatah 'sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit' yang sering dipakai orang-orang tua.
Kalo kita implementasikan ke sampah kayanya ga jauh beda ya. Sampah yang kita buang sedikit-sedikit itu tanpa kita sadari terus menumpuk. Yah jikalau ekspresi dominan kemarau sih gak masalah, paling cuma baunya doang yang kecium kemana-mana. Lah jikalau ekspresi dominan penghujan kayak gini. Aduh, tau kan akibatnya. BANJIR dimana-mana. Bahkan kota yang kecil menyerupai di tempat aku aja sanggup kebanjiran. Dan sehabis dengan tanpa kerjaannya aku keliling kota. Masalahnya dan faktor penyebab banjir ini ya cuma satu, eh salah, dua kayaknya.
Pertama, banyak sampah yang dibuang di lahan-lahan kosong yang datarannya rendah, padahal udah jelas-jelas ada goresan pena "Dilarang Buang Sampah Disini!". Cuma ya dasar manusia, mau digimanain juga bandelnya minta ampun, padahal kan ujung-ujungnya itu berdampak pada kehidupan kita juga, terus ya banyak juga tuh sampah yang nyangkut di selokan-selokan pinggir jalan. Kalau ekspresi dominan kemarau emang sih sampah-sampahnya gak keliatan ya. Tapi begitu banjir, tuh sampah pada ngambang deh kemana-mana, apalagi sampah berdahan dasar plastik. Itu faktor pertamanya.
Kedua, tadikan banyak sampah yang nyangkut di selokan ya, sedangkan selokannya sendiri dibeberapa titik malah mampet. Jadinya kan, jalan-jalan jadi ikut kebanjiran. Yang pusing nih yang pada bawa motor. Salah-salah mesin motornya malah mati ditengah-tengah jalan. Haduhhh, repot deh jadinya.
Dan anehnya, banjir ini menciptakan moment tersendiri buat warga di desa aku -kemelak-. Saat banjir dimana-mana, masyarakat sempet-sempetnya malah nyuci motor di jalan yang tergenang, atau gak mancing ikan di rawa-rawa yang kebetulan banyak ikannya atau gak jebolan dari tambak tetangga sebelah. Sekali dayung dua tiga pulau terlampau lah ya.
Kalau dipikir-pikir masyarakat desa aku termasuk warga yang cendekia bersyukur deh kayaknya. Hahaha.
Tapi tetep aja, buat yang rumahnya kebanjiran mesti repot kesana-kemari untuk mindahin barang atau arsip-arsip penting yang nyaris kebanjiran atau bahkan malah udah kerendem banjir. Tidur pun galau harus dimana. Untungnya rumah aku termasuk dataran yang jarang kena banjir. Saya termasuh orang-orang yang bersyukur juga ternyata -,-
Inilah dongeng yang aku sanggup sehabis terinspirasi dari melihat banjir yang terjadi jawaban hujan yang mengguyur kota aku dalam waktu 3 jam. Hanya 3 jam aku dan banjir dimana-mana.
Merveilleux !!! Luar biasa!!
Yah seenggaknya dari dongeng aku agar kita dapet ide ya, paling gak jangan buang sampah sembarangan lagi. Jangan cuma mikirin diri sendiri, pikirin juga tempat yang mungkin kena efek dari sampah yang sembarangan kita buang. Bayangin kalo kawasan kita jadi tempat pembuangan sampah dari orang-orang gak bertanggung jawabnya. Yang kena repotnya kan kita juga.
Mulai kini buanglah sampah pada tempatnya. Kalau perlu simpan tuh sampah hingga kita bener-bener ketemu kotak pembuangan sampah (berdasar pengalaman pribadi). Yah intinya aku paling gak sanggup buang sampah sembarangan. Ada perasaan gak lezat jikalau buang sampah disembarang tempat. Mungkin alasannya kebiasaan ya. Semoga teman-teman juga sanggup terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya. Yang sanggup melindungi bumi dan lingkungan kita kan ya diri kita sendiri. Gimana, setuju?! Harus oke dong. Hahaha ;D
Oke, babay, see u in next story...
BONJOUR!!!
Wassalamu'alaikum wr.wb